^ Back to Top
 

MERK akan tambah saham beredar

11/25/2015 2:08:56 PM

JAKARTA. PT Merck Tbk (MERK) akan menambah jumlah saham beredar atau free float-nya. Saat ini, jumlah modal dasar ditempatkan dan disetor penuh MERK adalah 22,4 juta saham.

Jumlah tersebut masih kurang dari ketentuan Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mengharuskan pemegang saham pengendali dan bukan pemegang saham utama memiliki minimal 50 juta saham.

Untuk itu, MERK akan memenuhi ketentuan free float tersebut dengan pemecahan nilai nominal saham atau stock split. Nah, stock split ini MERK lakukan dengan rasio 1:20.

Saat ini, nominal saham MERK adalah Rp 1.000 per saham. Maka setelah stock split, nilai nominalnya akan menjadi Rp 50 per saham. Lalu jumlah sahamnya akan menjadi 448 juta.

“Ini dilakukan ini untuk memenuhi peraturan BEI Nomor I-A khususnya pada angka V.1,” sebut Atiek Sawitri, Sekretaris Perusahaan MERK, kepada KONTAN, Selasa, (24/11).

Dus, BEI memberi tenggat waktu awal 2016 bagi emiten untuk memenuhi ketentuan free float tersebut. Sebelumnya, BEI menyatakan bahwa ada 18 emiten lagi yang belum memenuhi free float. Dengan penambahan saham beredar MERK ini, maka jumlahnya akan berkurang jadi 17 emiten.

Saat ini, Merck Holding GbmH memegang 16,57 juta saham MERK atau 74% modal ditempatkan dan disetor. Emedia Export Company mbH mengempit 2,83 juta atau 13% saham. Kemudian, 13% sisanya dimiliki publik.

Dengan stock split ini, Merck Holding akan mempunyai 331,52 juta saham MERK. Lalu Emedia Export Company dan publik masing-masing memiliki 58,24 juta saham.

Ubah lini bisnis

MERK yang tadinya merupakan perusahaan farmasi ini akan mengubah lini bisnisnya. MERK akan mengubah kegiatan usaha utamanya menjadi properti.

Atiek menyebut, MERK menambah kegiatan usaha baru berupa jasa penyewaan dan pengelolaan kantor. MERK juga akan menggarap kegiatan usaha konsultasi manajemen.

Namun MERK hanya akan memberikan jasa penyewaan ruang kantor dan penyediaan tenaga kerja kepada perusahaan afiliasinya PT Merck Chemical and Life Sciences. Adapun, MERK tidak tidak berencana membangun gedung baru lantaran Koefisien Dasar Bangunan (KDB) perseroan telah mencapai maksimum.

Pada kuartal ketiga, laba MERK turun 14,71% dari Rp 142,46 miliar menjadi Rp 121,5 miliar. Penurunan keuntungan ini lantaran bebannya yang melonjak 24,64% dari Rp 296,06 miliar ke posisi Rp 369,03 miliar. Sedangkan pendapatannya hanya tumbuh 17,7% dari Rp 640,82 miliar menjadi Rp 754,29 miliar.

Saham MERK stagnan di harga Rp 130.000. Pasca stock split, harga sahamnya akan menjadi Rp 6.500.