^ Back to Top
 

Underweight Indonesia, pemerintah jangan panik

11/15/2016 11:04:59 AM

JAKARTA. Analis pasar saham emerging market JPMorgan mengatur ulang alokasi portofolio mereka pada pekan ini. Hal ini terkait dengan langkah JPMorgan yang memangkas rekomendasi Brazil dari Overweight menjadi Neutral, memangkas dua level rekomendasi Indonesia dari Overweight menjadi Underweight, dan memangkas rekomendasi Turki dari Neutral menjadi Underweight.

Apa alasan JPMorgan memangkas rekomendasinya terhadap Indonesia dan Brazil? Dalam risetnya, JPMorgan tidak menjelaskan secara gamblang mengenai hal ini. Mereka hanya mengatakan:

"Pasca pemilu AS, tingkat yield bertenor sepuluh tahun naik dari 1,85% menjadi 2,15%. Pasar obligasi mulai price in dalam pertumbuhan yang cepat dan defisit yang tinggi. Kenaikan tingkat volatilitas ini mendongkrak risiko premium emerging market (seperti Credit Default Swaps Brazil, Indonesia) dan berpotensi menghentikan/mendorong terjadinya arus dana keluar dari emerging market," demikian riset JPMorgan.

Sebagai contoh, grafik CDS Indonesia dalam lima tahun terakhir menunjukkan pergerakan yang terbilang stabil tahun ini. Di sisi lain, risiko kredit Indonesia berdasarkan perhitungan CDS, berada di bawah level tahun lalu. Namun, setelah Trump terpilih menjadi presiden AS, kondisinya bisa lebih buruk.

Menurut JPMorgan, kecemasan mengenai ekonomi Indonesia juga dipicu oleh ketegangan sosial di Jakarta. Yakni, adanya aksi unjuk rasa terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dengan dugaan penistaan agama. Meski Ahok -sapaan akrab Basuki- membantah melakukan hal itu, namun, dirinya sudah meminta maaf.

Selain itu, investor asing masih mencatatkan pembelian bersih (net buy) atas saham-saham Indonesia pada tahun ini senilai US$ 2,4 miliar. Seiring dengan melonjaknya tingkat yield obligasi AS, para investor asing ini diprediksi akan menarik dananya.

Tak perlu panik

Helmi Arman, Economist Citi Indonesia, menilai pemerintah sebaiknya jangan panik atau kebakaran jenggot merespon rekomendasi-rekomendasi yang ada.

Helmi menguraikan, sell side merubah rekomendasi dari Overweight menjadi Underweight itu bisa merujuk pada tiga hal. Yaitu  duration underweight, cash bond underweight, dan FX underweight.

"Jadi bukan berarti underweight sama dengan jual Indonesia. Bisa saja rekomendasinya jual panjang beli pendek (duration underweight) atau hedge sebagian risiko FX (FX underweight)," paparnya.
 
 

 

 
Reporter Barratut Taqiyyah Rafie
Editor Barratut Taqiyyah