^ Back to Top
 

Valuasi naik, indeks masih bisa melaju

7/13/2016 11:48:40 AM

JAKARTA. Pasar saham Indonesia bergerak dalam tren bullish. Pada perdagangan kemarin (12/7), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,60% menjadi 5.099,53. Sepanjang tahun ini atau year-to-date (ytd), indeks saham sudah tumbuh 11,03%.

IHSG bertengger di posisi kedua indeks saham berkinerja terbaik di Asia, atau berada di bawah indeks saham Thailand, yang mencatatkan pertumbuhan 14,51% (ytd). Dengan tren penguatan tersebut, valuasi IHSG cenderung naik.

Dibandingkan indeks bursa emerging market lain, price earning ratio (PER) IHSGsudah berada di atas. Meski demikian, IHSG masih berpeluang melaju hingga akhir tahun ini.

Deky Rahmat Sani, analis NH Korindo Securities, menilai, pertumbuhan ekonomi Indonesia di semester pertama cenderung membaik. Imbasnya, baik langsung maupun tidak langsung, ikut dirasakan pasar modal. PER indeks saham Indonesia kemarin tercatat sebesar 27,24 kali, hanya kalah oleh PER indeks ASX Australia, yang tercatat 48,67 kali.

Dibandingkan indeks bursa saham lain di kawasan Asia Pasifik, valuasi IHSGcukup perkasa. Indeks Hang Seng, misalnya, mencatatkan PER sebesar 10,53 kali, KOSPI tercatat 16,75 kali. Oleh karena itu Deky menilai, iklim ekonomi yang membaik turut berimbas pada pasar modal.

"PER indeks saham Indonesia jauh di atas PER emerging market dan juga bursa saham AS, meski kita masih di bawah indeks Eropa, karena secara fundamental dan kapitalisasi pasar kita masih di bawah," ujar Deky kepada KONTAN, Selasa (12/7).

Sejumlah kebijakan fiskal dan moneter, seperti pemangkasan suku bunga Bank Indonesia (BI rate), program pengampunan pajak (tax amnesty), penekanan terhadap inflasi dan pelonggaran kebijakan makro prudensial serta mendorong kredit perbankan akan mejadi kunci bagi pertumbuhan pasar saham Indonesia.

Meski demikian, ada potensi tekanan bagin indeks, salah satunya rencana kenaikan suku bunga The Fed. Clement Hardjono, analis Minna Padi Investama, berpendapat serupa. Menurut dia, indeks masih sangat terbuka untuk melaju hingga ke level 5.500.

Sampai akhir tahun ini, praktis tidak banyak sentimen negatif yang mempengaruhi pasar saham domestik. Secara historikal, Clement bilang, indeks saham pada Agustus nanti akan cenderung turun.

"Dalam sembilan tahun terakhir, IHSG menngalami koreksi enam kali dan menguat tiga kali di bulan Agustus," ujar dia.

Katalis yang akan mendongkrak performa indeks antara lain realisasi kebijakan tax amnesty dan belanja pemerintah. Sementara sektor yang berpeluang menguat hingga akhir tahun nanti adalah perbankan, properti, dan konstruksi. Sedangkan Dekky merekomendasikan sektor properti, finansial dan infrastruktur.


 
 
 
Reporter Andy Dwijayanto 
Editor Barratut Taqiyyah