^ Back to Top
 

Dua sentimen ini yang bakal mempengaruhi market

7/22/2016 2:39:36 PM

JAKARTA. Pergerakan pasar saham dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS (USD) akan dipengaruhi oleh data suku bunga BI dan Bank Sentral Eropa (ECB).

Bank Indonesia (BI) memutuskan mempertahankan BI rate 6,5% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang digelar kemarin. Depocit faciility juga dipertahankan tetap 4,5%m lending facility 7% dan suku bunga (reverse) REPO 7 hari tetap 5,25%.

Keputusan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan proses transmisi kebijakan penurunan suku bunga pada RDG sebelumnya sedang berjalan sekaligus mengantisipasi potensi masuknya dana tax amnesty yang berpotensi menambah likuiditas dan selanjutnya bisa menurunkan suku bunga.

Namun, Lana Soelistianingsih, Ekonom Samuel Sekuritas mengatakan ada kemungkinan tenggat waktu di mana likuiditas akan cenderung ketat ketika pembayaran tebusan (pengalihan rekening dariwajib pajak ke rekening pemerintah) tidak diikuti dengan belanja pemerintah dengan cepat.

"Jika tidak diikuti dengan belanja pemerintah maka dana tersebut justru akan menumpuk di rekening pemerintah," kata Lana dalam riset yang diterima KONTAN, Jumat (22/7).

Hasil pembayaran tebusa untuk tahap I akan dilakukan di bulan September sehingga selama kuartal III tersebut ada potensi likuiditas cenderung ketat.

Sementara sentimen dari eksternal yang mempengaruhi pasar diperkirakan juga datang dari keputusan ECB mempertahankan suku bunga acuan tetap 0% selama 4 bulan terakhir ini. Keputusan ini mengindikasikan minimnya kekawatiran perlambatan ekonomi pasca Brexit. IMF pun harus memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari 3,2% menjadi 3,1% untuk tahun 2016 karena isu Brexit.

Pada perdagangan hari ini, Lana memperkirakan nilai tukar rupiah akan melemah di kisaran Rp 13.000 - Rp 13.120 per USD terbawa sentimen harga minyak mentah yang turun.